Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Laporan Praktikum Zooteknik, Tingkah Laku, dan Tilik Hewan Pada Unggas
LAPORAN PRAKTIKUM ZOOTEKNIK
BAGIAN UNGGAS
I. PENDAHULUAN
1. Pengertian handling dan restraint
Handling merupakan upaya membatasi gerakan hewan tanpa menggunakan alat bantu. Sementara, restrain merupakan upaya mengendalikan hewan menggunakan alat bantu secara fisik maupun kimia. Handling dan restrain ini dilakukan dalam tujuan tertentu. Susanti dan Widarto (2020) mengemukakan tujuan restrain pada satwa, sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kondisi fisik satwa
b. Pemeriksaan status kesehatan satwa
c. Pengobatan satwa
d. Translokasi satwa
e. Evakuasi satwa
Selama dalam proses handling dan restain, kesejahteraan hewan (animal welfare) menjadi hal yang perlu diperhatikan. Kesejahteraan hewan yang baik ini meliputi kesejahteraan fisik dan mental. Farm Animal Welfare Committee mewujudkan prinsip- prinsip kesejahteraan hwan dalam 5F (five freedom). Prinsip 5F ini merupakan factor ideal untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan hewan.
a. Freedom from hunger and thirst
b. Freedom from discomfort
c. Freedom from pain, injury or disease
d. Freedom to express normal behavior
Sebelum melakukan handling maupun restrain ada beberapa hal yang perlu diketahui. Pertama, mengetahui tingkah laku hewan yang akan dilakukan restrain. Hal ini berguna untuk menghindari tingkah yang tidak diinginkan dari hewan kepada restrainer. Kedua, dekati hewan yang akan di handling/restrain secara perlahan, untuk menghindari tekanan ataupun stress pada hewan tersebut. Perlu juga restrainer memahami keadaan hewan selama proses handling atau restrain berlangsung supaya hewan tetap merasa nyaman.
2. Pengertian Unggas
Unggas merupakan hewan dalam kelas aves yang telah mengalami domestikasi sebelumnya. Unggas dimanfaatkan untuk menghasilkan produk pangan berupa daging dan telur. Unggas sebenarnya mencakup banyak spesies seperti ayam, itik, entok, angsa, kalkun, merpati, dan lain sebagainya. Namun, dominansi komoditas pangan yaitu ayam ras (broiler dan layer) serta itik. Ulupi et al., (2018) mengatakan bahwa ayam pedaging memberikan sumbangan besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein masyarakat Indonesia, karena proses prouksi ayam pedaging yang relative cepat, mudah diperoleh di pasar dan harganya relative murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Adapun mengenai ciri-ciri unggas sebagai berikut:
a. Unggas memiliki 4 ruang jantung dengan peredaran darah ganda
b. Memiliki bulu untuk menetupi tubuhnya
c. Bernafas dengan paru-paru namun, ada yang dibantu dengan kantong udara pada saat terbang
d. Berkembangbiak secara ovipar
e. Fertilisasinya secara internal
f. Golongan hewan berdarah panas (homoioterm)
Selain ciri di atas, unggas memilki berbagai tingkah laku, antara lain:
a. Tingkah laku makan
cara yang dilakukan setiap spesies unggas hamper sama. Pada ayam, dilakukan dengan cara mematuk, sementara itik menyosor
makanan ayam dipilih berdasar warna, bentuk, dan sentuhan
anak ayam yang baru menetas akan langsung belajar mematuk
ayam cepat mengalami haus dari pada lapar, sehingga membutuhkan banyak air
b. Tingkah laku seksual
Jantan dengan peck order tinggi akan mengalami banyak kawin
Jantan pada saat akan kawin menunjukan beberapa tingkah seperti, mengejar betina, menegakkan leher dan jengger, akan mating dengan menaiki punggung betina
Sedangkan respon yang ditunjukan betina dapat berupa respon negative dan respon positif. Respon negative ditunjukkan dengan menjauhi bahkan melakukan penyerangan kembali terhadap jantan. Berbeda dengan respon positif yang ditunjukan dengan betina yang menundukan tubuh dengan sayap yang mengembang agar kloaka membuka.
c. Tingkah laku maternal
Dimulai saat masih berupa telur
Komunikasi utama menggunakan indera pendengaran
Anak akan tidur dibawah induknya sekaligus juga untuk melindungi
Induk terus melindungi anak-anaknya menggunakan sayap yang dikembangkan
Dilakukan penyapihan anak di umur 12-16 minggu
d. Tingkah laku agostik
Attack (melakukan penyerangan)
Escape (melarikan diri)
Avoid (menghindari penyerangan)
e. Tingkah laku alellomimetic
Tingkah laku ini merupakan tingkah laku meniru, dimana anak unggas akan meniru tingkah laku induk mereka
Seperti meniru cara makan, mematuk, dan berjalan
3. Cara ambil darah pada ayam
Pengambilan darah pada ayam dapat dilakukan melalui:
a. Melalui vena medial metatarsal
lakukan handling pada sayap dan badan unggas
kemudian cari letak vena medial metatarsal di sekitar kaki
arahkan spluit dari kulit menuju vena medial metatarsal tersebut
pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas
b. Melalui vena brachialis
lakukan handling pada unggas
kemudian cari letak vena brachialis di sekitar sayap unggas
arahkan spluit dari kulit menuju vena brachialis tersebut
pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas
4. Pigmen warna pada kerabang telur dan contohnya
Warna kerabang telur yang dihasilkan akan berbeda oleh setiap unggas dengan spesiesnya masing-masing. Kerabang dengan warna cokelat ditentukan oleh opirin dan warna biru-hijau karena adanya oosian (Yuwanta, 2010). Adapun mengenai jenis warna kerabang sesuai spesiesnya terbagi atas:
a. Ayam
Lukanov et al., (2015) membagi menjadi 7 warna kerabang ayam, sebagai berikut:
Brown egg, pigmen luar pada brown egg yaitu Porphyrins
White egg, white egg biasanya dihasilkan dari ayam Leghorn, Polish, dan Andalusian
Pink egg, dihasilkan dari jenis ayam Sussex, Australop
Blue egg, dihasilkan dari breed Ameraucana, aaucana, dan cream legbar
Green egg, dihasilkan dari breed Olive eager
Light brown, telur dengan pigmen cokelat terang
Dark brown egg, dihasilkan dari jenis breed Welsummer dan Maran
b. Bebek
Pada warna kerabang telur bebek terdapat Cyanin sehingga dapat menghasilkan pigmen biru pada kulit telur bebek.
5. Alat restrain ayam
a. Tas kiso
Tas kiso ini berfungsi untuk mempermudah dalam membawa dan melakukan mobilitas terhadap unggas. Berdasarkan jenis bahan pembuatannya, ada 3 jenis tas kiso yaitu tas kiso rotan, fiber, dan kain.
b. Kurungan bambu
Kurungan ini berfungsi untuk membatasi pergerakan unggas sehingga keberadaanya tetap terpantau.
c. Towel
Towel/ kain handuk berfungsi untuk menyelimuti dan mengeringkan tubuh unggas disaat tubuhnya basah
d. Tali
Tali biasanya diikatkan pada salah satu kaki ungas. Hal ini guna menghindari pergerakan unggas yang terkadang tidak terkontrol.
6. Jenis itik petelur
Itik petelur merupakan itik sebagai komoditas penghasil telur. Adapun jenis-jeins itik petelur sebagai berikut:
3.6.1. Campbell
Bangsa itik Campbell merupakan hasil persilangan antara itik liar Mallard Eropa (Anas planthyrynchos) dengan itik india runner. Itik jenis ini disilangkan pada tahun 1901 di inggris. Kemampuan untuk memproduksi telur yang cukup tinggi membuat jenis Campbell cukup popular. Itik bangsa
Campbell mempunyai 3 spesifikasi dengan ciri-ciri yang sedikit berbeda.
a. Campbell Khaki
Ciri-ciri:
kepala agak ramping dengan warna cokelat keemasan dengan sedikit tersirat hijau gelap sampai ke daerah leher, dada, dan tungging.
paruh cukup panjang dan berwarna hijau-biru dankehitaman
mata tajam berwarna cokelat gelap
badan dan sayap berwarna khaki (drill)
kaki berwarna jingga kemerah-merahan
bulu kompak dan halus
b. Dark Campbell
Ciri-ciri:
kepala dan leher berwarna hijau kehtaman
badan bulat penuh dengan warna cokelat
pada itik jantan, sayap berwarna cokelat gelap sedangkan pada itik betina sedikit hijau kehitaman
pada daerah tungging.
pada itik jantan, kaki berwarna merah jingga sedangkan pada itik betina sedikit waran kaki sama
dengan warna bulu tubuh.
c. White campbell
Ciri-ciri:
paruh berwarna jingga
mata berwarna biru
bulu tubuh seluruhnya berwarna putih
kaki bearna jingga
3.6.2. Indian runner
Itik Indian runner (Indische loopeend) merupakan salah satu itik petelur. Karakteristik utama dari indian runner yaitu poster tubuh saat berdiri hampir tegak. Adapun ciri-ciri lain indian runner yaitu:
kelapa rata berbentuk segitiga
paruh cukup panjang
leher panjang dan ramping
punggung agak sempit
sayap terlipat di smaping tubuh
badan sillindris memanjang
dada meruncing ke depan
bulu melekat rapat dan halus
3.6.3. Tegal
Itik Tegal merupakan itik local yang banyak berkembang didaerah Tegal. Berdasarkan postor tubuh, itik tegal termasuksalah satu itik turunan dari indian runner. Adapunkarekteristik lain yaitu:
badan ramping dengan berat badan sekitar 1,5 kg
warna bulu cokelat sering juga dijumpai dengan tutul-tutul variasi warna tertentu
leher panjang
paruh dan kaki berwarna kehitaman
3.6.4. Itik Mojosari
termasuk Itik Jawa yang berasal dari Mojosari,Mojokerto
bulu cokelat kehitaman, dengan paruh dan kakiberwarna hitam
itik ini mulai bertelur pada umur 3,5 bulan dan stabildi umur 7 bulan
produksi telurnya berkisar 230-250 butir
warna kerabang putih kehijauan
3.6.5. Itik Alabio
Itik Alabio juga termasuk itik local yang tumbuh pesat didaerah Kalimantan Selatan. Jika dilihat sekilas, itik alabiomempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis itik lainnya.
memiliki postur badan yang cenderung besar
postur saat berdiri tidak terlalu tegak (tidak seperti itik tegal)
merupakan itik petelur yang produktif dengan hasil sekitar 25o butirtelur selama satu tahun
kerabang telurnya berwarna hijau muda
memiliki bulu kelabu dengan tutul-tutul cokelat dan speculum biru-kehijauan
atas kepala itik berwarna cokelat kehitaman dengan paruh jingga
bobot itik alabio untuk betina dewasa mencapai 1,6 kg sementara jantan mencapai 1,75 kg.
3.6.6. Itik Bali
Itik Bali mempunyai karekteristik sebagai berikut:
bentuk badan ramping seperti itik tegal, dengan leher yang lebih pendek
mempunyai variasi warna tubuh bermacam-macam mulai dari hitam, cokelat, bintik putih, dan putih
mulus.
itik bali memiliki jambul di kepala
itik bali mulai bertelur pada umur 6 bulan
produksi telur mencapai 250 butir setiap tahun
mempunyai kerabang telur berwarna putih
I1. HASIL PRAKTIKUM
1. Jelaskan cara restraint DOC secara sistematis
a. Restrain untuk memgang/menangkap DOC
Restrain dilakukan dengan tangan terbuka
Tangan menamgkap tubuh doc secara dorsal
b. Restrain untuk sexing doc
Restrain dilakukan dengan tangan terbuka
Tangan menamgkap tubuh DOC secara dorsal
Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan tengah) untuk menjapit kepala DOC
Kemudian buka sayap memakai 2 jari lain (ibu jari dengan telunjuk)
2. Lokasi pengambilan darah pada unggas
a. Melalui vena jugularis
lakukan handling pada sayap dan badan unggas
pegang juga kepala unggas
kemudian cari letak vena jugularis di sekitar cervicalis dexter
arahkan spluit dari kulit menuju vena jugularis tersebut
pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/ 100 gram berat badan unggas
b. Melalui vena medial metatarsal
lakukan handling pada sayap dan badan unggas
kemudian cari letak vena medial metatarsal di sekitar kaki
arahkan spluit dari kulit menuju vena medial metatarsal tersebut
pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas
c. Melalui vena brachialis
lakukan handling pada unggas
kemudian cari letak vena brachialis di sekitar sayap unggas
arahkan spluit dari kulit menuju vena brachialis tersebut
pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas
3. Jenis-jenis itik pedaging dan penjelasannya
a. Itik aylesbury
berasal dari Buckingham, Inggris
bulu berwarnaa putih mengkilap
warna paruh putih-merah muda
kaki itik berwarna jingga
badannya padat dengan bobot betina 4 kg dan jantan 4,5 kg
breeding/kawin oleh setiap satu ekor pejantan untuk 3 ekor betina
b. Itik Cayuga
berasal dari new york, amerika serikat
bulu berwarna hitam kehijauan
kaki itik berwarna kuning/kecokelatan
berat badan betina dewasa 3,2 kg dan jantan mencapai 3,6 kg
c. Itik orpington
jenis itik ini berasal dari inggris
bulu betina dan jantan hamper sama, merah tua
termasuk jenis dual purpose yaitu penghasil daging dan telur
produksi telur mncapai 250 butir setiap tahun untuk per ekor itik
bobot standar betina dewasa sekitar 2,7 kg dan jantan mencapai 3 kg
d. Itik peking
jenis itik Peking berasal dari Chinna
warna bulu putih dengan kaki oranye
produksi telur sekitar 110-160 butir setiap tahun untuk per ekornya
kerabang telur berwarna putih
berat bobot betina dewasa berkisar 3,6-4 kg dan itik jantan 4,1-4,5 kg
e. Itik Rouen
memiliki karakteristik antara lain:
itik ini dikembangkan di perancis
itik pedaging dengan fertilitas rendah
produksi telur juga rendah, sekitar 110-130 setiap tahun
badan relative besar dengan bobot jantan 5,5 kg dan betina 4 kg
warna bulu menyerupai Mallard
sayap biru dengan Nampak ada motif-motif strip berwarna putih
warna paruh hijau kekunigan
pada kaki dan selaput itik rouen berwarna merah bata
KESIMPULAN
Handling merupakan upaya membatasi gerakan hewan tanpa menggunakan alat bantu. Sedangkan, restrain merupakan upaya mengendalikan hewan menggunakan alat bantu secara fisik maupun kimia. Unggas merupakan salah satu hewan yang berada di kelas aves. Unggas termasuk hewan berdarah panas, tidak memiliki kelenjar bau dan keringat. Reproduksinya secara ovipar dengan begitu masa kehidupannya dimulai saat masih berwujud telur. Unggas memiliki berbagai perilaku baik normal maupun abnormal. Dalam upaya mengendalikan tingkah laku tersebut, harus ada upaya handling dan restrain. Adapun alat-alat restrain yang akan membantu dalam proses restrain unggas antara lain tas kiso yang berfungsi untuk membawa unggas, towel untuk menyelimuti tubuh, kurungan serta tali untuk membatasi pergerakan unggas.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Contoh teks laporan hasil observasi:POHON KAMBOJA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pidato Bahasa Jawa "Bahaya Narkoba"
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Contoh teks anekdot: ARTI KAPITALISME
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
CONTOH TEKS ESAI : Mahasiswa versi UGM
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) : Penyebab dan Pengendaliannya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Fermentasi Alkohol dalam Pembuatan Tapai Ketan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Paper : Peran Virus dalam Agensia Hayati
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar