Langsung ke konten utama

Unggulan

Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) : Penyebab dan Pengendaliannya

 Karat Daun Kopi ( Hemileia vastatrix ) : Penyebab dan Pengendaliannya Penyebab penyakit karat daun kopi Jamur yang menyebabkan penyakit karat daun pada tanaman kopi adalah Hemileia vastatrix pada umumnya adalah parasit obligat, yang hanya dapat hidup jika memarasit jaringan hidup (Semangun, 1990 cit Defitri, 2016). Gambar 1. Konidia jamur Hemilleia sp. Pada H. vastatrix ini spora yang memegang peranan penting dalam pembiakan dan pemencarannya adalah urediospora yang dibentuk dalam jumlah yang besar. Urediospora membentuk pembuluh kecambah yang seterusnya membentuk apresorium di depan mulut kulit, dan seterusnya jamur mengadakan penetrasi ke dalam jaringan daun (Semangun, 1990 cit Defitri, 2016). Gejala Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) Gambar 2. Gejala Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) Gejala penyakit yaitu pada sisi bawah daun terdapat becak-becak yang semula berwarna kuning muda, kemudian menjadi kuning tua, terbentuk tepung berwa

Laporan Praktikum Zooteknik, Tingkah Laku, dan Tilik Hewan Pada Unggas

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOTEKNIK  

BAGIAN UNGGAS



I. PENDAHULUAN

1. Pengertian handling dan restraint 

    Handling merupakan upaya membatasi gerakan hewan tanpa menggunakan alat bantu. Sementara, restrain merupakan upaya mengendalikan hewan menggunakan alat bantu secara fisik maupun kimia. Handling dan restrain ini dilakukan dalam tujuan tertentu. Susanti dan Widarto (2020) mengemukakan tujuan restrain pada satwa, sebagai berikut:

a. Pemeriksaan kondisi fisik satwa

b. Pemeriksaan status kesehatan satwa

c. Pengobatan satwa

d. Translokasi satwa

e. Evakuasi satwa

    Selama dalam proses handling dan restain, kesejahteraan hewan (animal welfare) menjadi hal yang perlu diperhatikan. Kesejahteraan hewan yang baik ini meliputi kesejahteraan fisik dan mental. Farm Animal Welfare Committee mewujudkan prinsip- prinsip kesejahteraan hwan dalam 5F (five freedom). Prinsip 5F ini merupakan factor ideal untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan hewan.

a. Freedom from hunger and thirst

b. Freedom from discomfort

c. Freedom from pain, injury or disease

d. Freedom to express normal behavior

    Sebelum melakukan handling maupun restrain ada beberapa hal yang perlu diketahui. Pertama, mengetahui tingkah laku hewan yang akan dilakukan restrain. Hal ini berguna untuk menghindari tingkah yang tidak diinginkan dari hewan kepada restrainer. Kedua, dekati hewan yang akan di handling/restrain secara perlahan, untuk menghindari tekanan ataupun stress pada hewan tersebut. Perlu juga restrainer memahami keadaan hewan selama proses handling atau restrain berlangsung supaya hewan tetap merasa nyaman.

2. Pengertian Unggas

    Unggas merupakan hewan dalam kelas aves yang telah mengalami domestikasi sebelumnya. Unggas dimanfaatkan untuk menghasilkan produk pangan berupa daging dan telur. Unggas sebenarnya mencakup banyak spesies seperti ayam, itik, entok, angsa, kalkun, merpati, dan lain sebagainya. Namun, dominansi komoditas pangan yaitu ayam ras (broiler dan layer) serta itik. Ulupi et al., (2018) mengatakan bahwa ayam pedaging memberikan sumbangan besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein masyarakat Indonesia, karena proses prouksi ayam pedaging yang relative cepat, mudah diperoleh di pasar dan harganya relative murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.

Adapun mengenai ciri-ciri unggas sebagai berikut:

a. Unggas memiliki 4 ruang jantung dengan peredaran darah ganda

b. Memiliki bulu untuk menetupi tubuhnya

c. Bernafas dengan paru-paru namun, ada yang dibantu dengan kantong udara pada saat terbang

d. Berkembangbiak secara ovipar

e. Fertilisasinya secara internal

f. Golongan hewan berdarah panas (homoioterm)


Selain ciri di atas, unggas memilki berbagai tingkah laku, antara lain:

a. Tingkah laku makan

 cara yang dilakukan setiap spesies unggas hamper sama. Pada ayam, dilakukan dengan cara mematuk, sementara itik menyosor

 makanan ayam dipilih berdasar warna, bentuk, dan sentuhan

 anak ayam yang baru menetas akan langsung belajar mematuk

 ayam cepat mengalami haus dari pada lapar, sehingga membutuhkan banyak air


b. Tingkah laku seksual

 Jantan dengan peck order tinggi akan mengalami banyak kawin

 Jantan pada saat akan kawin menunjukan beberapa tingkah seperti, mengejar betina, menegakkan leher dan jengger, akan mating dengan menaiki punggung betina

 Sedangkan respon yang ditunjukan betina dapat berupa respon negative dan respon positif. Respon negative ditunjukkan dengan menjauhi bahkan melakukan penyerangan kembali terhadap jantan. Berbeda dengan respon positif yang ditunjukan dengan betina yang menundukan tubuh dengan sayap yang mengembang agar kloaka membuka.


c. Tingkah laku maternal

 Dimulai saat masih berupa telur

 Komunikasi utama menggunakan indera pendengaran

 Anak akan tidur dibawah induknya sekaligus juga untuk melindungi

 Induk terus melindungi anak-anaknya menggunakan sayap yang dikembangkan

 Dilakukan penyapihan anak di umur 12-16 minggu


d. Tingkah laku agostik

 Attack (melakukan penyerangan)

 Escape (melarikan diri)

 Avoid (menghindari penyerangan)


e. Tingkah laku alellomimetic

 Tingkah laku ini merupakan tingkah laku meniru, dimana anak unggas akan meniru tingkah laku induk mereka

 Seperti meniru cara makan, mematuk, dan berjalan


3. Cara ambil darah pada ayam

Pengambilan darah pada ayam dapat dilakukan melalui:

a. Melalui vena medial metatarsal

 lakukan handling pada sayap dan badan unggas

 kemudian cari letak vena medial metatarsal di sekitar kaki

 arahkan spluit dari kulit menuju vena medial metatarsal tersebut

 pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas


b. Melalui vena brachialis

 lakukan handling pada unggas

 kemudian cari letak vena brachialis di sekitar sayap unggas

 arahkan spluit dari kulit menuju vena brachialis tersebut

 pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas


4. Pigmen warna pada kerabang telur dan contohnya

    Warna kerabang telur yang dihasilkan akan berbeda oleh setiap unggas dengan spesiesnya masing-masing. Kerabang dengan warna cokelat ditentukan oleh opirin dan warna biru-hijau karena adanya oosian (Yuwanta, 2010). Adapun mengenai jenis warna kerabang sesuai spesiesnya terbagi atas:

a. Ayam

    Lukanov et al., (2015) membagi menjadi 7 warna kerabang ayam, sebagai berikut:

 Brown egg, pigmen luar pada brown egg yaitu Porphyrins

 White egg, white egg biasanya dihasilkan dari ayam Leghorn, Polish, dan Andalusian

 Pink egg, dihasilkan dari jenis ayam Sussex, Australop

 Blue egg, dihasilkan dari breed Ameraucana, aaucana, dan cream legbar

 Green egg, dihasilkan dari breed Olive eager

 Light brown, telur dengan pigmen cokelat terang

 Dark brown egg, dihasilkan dari jenis breed Welsummer dan Maran

b. Bebek

    Pada warna kerabang telur bebek terdapat Cyanin sehingga dapat menghasilkan pigmen biru pada kulit telur bebek.


5. Alat restrain ayam

a. Tas kiso

    Tas kiso ini berfungsi untuk mempermudah dalam membawa dan melakukan mobilitas terhadap unggas. Berdasarkan jenis bahan pembuatannya, ada 3 jenis tas kiso yaitu tas kiso rotan, fiber, dan kain.

b. Kurungan bambu

    Kurungan ini berfungsi untuk membatasi pergerakan unggas sehingga keberadaanya tetap terpantau.

c. Towel

    Towel/ kain handuk berfungsi untuk menyelimuti dan mengeringkan tubuh unggas disaat tubuhnya basah

d. Tali

    Tali biasanya diikatkan pada salah satu kaki ungas. Hal ini guna menghindari pergerakan unggas yang terkadang tidak terkontrol.


6. Jenis itik petelur

Itik petelur merupakan itik sebagai komoditas penghasil telur. Adapun jenis-jeins itik petelur sebagai berikut:

3.6.1. Campbell

    Bangsa itik Campbell merupakan hasil persilangan antara itik liar Mallard Eropa (Anas planthyrynchos) dengan itik india runner. Itik jenis ini disilangkan pada tahun 1901 di inggris. Kemampuan untuk memproduksi telur yang cukup tinggi membuat jenis Campbell cukup popular. Itik bangsa

Campbell mempunyai 3 spesifikasi dengan ciri-ciri yang sedikit berbeda.

a. Campbell Khaki

Ciri-ciri:

 kepala agak ramping dengan warna cokelat keemasan dengan sedikit tersirat hijau gelap sampai ke daerah leher, dada, dan tungging.

 paruh cukup panjang dan berwarna hijau-biru dankehitaman

 mata tajam berwarna cokelat gelap

 badan dan sayap berwarna khaki (drill)

 kaki berwarna jingga kemerah-merahan

 bulu kompak dan halus


b. Dark Campbell

Ciri-ciri:

 kepala dan leher berwarna hijau kehtaman

 badan bulat penuh dengan warna cokelat

 pada itik jantan, sayap berwarna cokelat gelap sedangkan pada itik betina sedikit hijau kehitaman

pada daerah tungging.

 pada itik jantan, kaki berwarna merah jingga sedangkan pada itik betina sedikit waran kaki sama

dengan warna bulu tubuh.


c. White campbell

Ciri-ciri:

 paruh berwarna jingga

 mata berwarna biru

 bulu tubuh seluruhnya berwarna putih

 kaki bearna jingga


3.6.2. Indian runner

Itik Indian runner (Indische loopeend) merupakan salah satu itik petelur. Karakteristik utama dari indian runner yaitu poster tubuh saat berdiri hampir tegak. Adapun ciri-ciri lain indian runner yaitu:

 kelapa rata berbentuk segitiga

 paruh cukup panjang

 leher panjang dan ramping

 punggung agak sempit

 sayap terlipat di smaping tubuh

 badan sillindris memanjang

 dada meruncing ke depan

 bulu melekat rapat dan halus


3.6.3. Tegal

Itik Tegal merupakan itik local yang banyak berkembang didaerah Tegal. Berdasarkan postor tubuh, itik tegal termasuksalah satu itik turunan dari indian runner. Adapunkarekteristik lain yaitu:

 badan ramping dengan berat badan sekitar 1,5 kg

 warna bulu cokelat sering juga dijumpai dengan tutul-tutul variasi warna tertentu

 leher panjang

 paruh dan kaki berwarna kehitaman


3.6.4. Itik Mojosari

 termasuk Itik Jawa yang berasal dari Mojosari,Mojokerto

 bulu cokelat kehitaman, dengan paruh dan kakiberwarna hitam

 itik ini mulai bertelur pada umur 3,5 bulan dan stabildi umur 7 bulan

 produksi telurnya berkisar 230-250 butir

 warna kerabang putih kehijauan


3.6.5. Itik Alabio

Itik Alabio juga termasuk itik local yang tumbuh pesat didaerah Kalimantan Selatan. Jika dilihat sekilas, itik alabiomempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis itik lainnya.

 memiliki postur badan yang cenderung besar

 postur saat berdiri tidak terlalu tegak (tidak seperti itik tegal)

 merupakan itik petelur yang produktif dengan hasil sekitar 25o butirtelur selama satu tahun

 kerabang telurnya berwarna hijau muda

 memiliki bulu kelabu dengan tutul-tutul cokelat dan speculum biru-kehijauan

 atas kepala itik berwarna cokelat kehitaman dengan paruh jingga

 bobot itik alabio untuk betina dewasa mencapai 1,6 kg sementara jantan mencapai 1,75 kg.


3.6.6. Itik Bali

Itik Bali mempunyai karekteristik sebagai berikut:

 bentuk badan ramping seperti itik tegal, dengan leher yang lebih pendek

 mempunyai variasi warna tubuh bermacam-macam mulai dari hitam, cokelat, bintik putih, dan putih

mulus.

 itik bali memiliki jambul di kepala

 itik bali mulai bertelur pada umur 6 bulan

 produksi telur mencapai 250 butir setiap tahun

 mempunyai kerabang telur berwarna putih


I1. HASIL PRAKTIKUM

1. Jelaskan cara restraint DOC secara sistematis

a. Restrain untuk memgang/menangkap DOC

 Restrain dilakukan dengan tangan terbuka

 Tangan menamgkap tubuh doc secara dorsal


b. Restrain untuk sexing doc

 Restrain dilakukan dengan tangan terbuka

 Tangan menamgkap tubuh DOC secara dorsal

 Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan tengah) untuk menjapit kepala DOC

 Kemudian buka sayap memakai 2 jari lain (ibu jari dengan telunjuk)


2. Lokasi pengambilan darah pada unggas

a. Melalui vena jugularis

 lakukan handling pada sayap dan badan unggas

 pegang juga kepala unggas

 kemudian cari letak vena jugularis di sekitar cervicalis dexter

 arahkan spluit dari kulit menuju vena jugularis tersebut

 pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/ 100 gram berat badan unggas


b. Melalui vena medial metatarsal

 lakukan handling pada sayap dan badan unggas

 kemudian cari letak vena medial metatarsal di sekitar kaki

 arahkan spluit dari kulit menuju vena medial metatarsal tersebut

 pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas


c. Melalui vena brachialis

 lakukan handling pada unggas

 kemudian cari letak vena brachialis di sekitar sayap unggas

 arahkan spluit dari kulit menuju vena brachialis tersebut

 pengambilan sampel darah dilakukan sebanyak 0.3-0.6 ml/100 gram berat badan unggas


3. Jenis-jenis itik pedaging dan penjelasannya

a. Itik aylesbury

 berasal dari Buckingham, Inggris

 bulu berwarnaa putih mengkilap

 warna paruh putih-merah muda

 kaki itik berwarna jingga

 badannya padat dengan bobot betina 4 kg dan jantan 4,5 kg

 breeding/kawin oleh setiap satu ekor pejantan untuk 3 ekor betina


b. Itik Cayuga

 berasal dari new york, amerika serikat

 bulu berwarna hitam kehijauan

 kaki itik berwarna kuning/kecokelatan

 berat badan betina dewasa 3,2 kg dan jantan mencapai 3,6 kg


c. Itik orpington

 jenis itik ini berasal dari inggris

 bulu betina dan jantan hamper sama, merah tua

 termasuk jenis dual purpose yaitu penghasil daging dan telur

 produksi telur mncapai 250 butir setiap tahun untuk per ekor itik

 bobot standar betina dewasa sekitar 2,7 kg dan jantan mencapai 3 kg


d. Itik peking

 jenis itik Peking berasal dari Chinna

 warna bulu putih dengan kaki oranye

 produksi telur sekitar 110-160 butir setiap tahun untuk per ekornya

 kerabang telur berwarna putih

 berat bobot betina dewasa berkisar 3,6-4 kg dan itik jantan 4,1-4,5 kg


e. Itik Rouen

 memiliki karakteristik antara lain:

 itik ini dikembangkan di perancis

 itik pedaging dengan fertilitas rendah

 produksi telur juga rendah, sekitar 110-130 setiap tahun

 badan relative besar dengan bobot jantan 5,5 kg dan betina 4 kg

 warna bulu menyerupai Mallard

 sayap biru dengan Nampak ada motif-motif strip berwarna putih

 warna paruh hijau kekunigan

 pada kaki dan selaput itik rouen berwarna merah bata


KESIMPULAN

    Handling merupakan upaya membatasi gerakan hewan tanpa menggunakan alat bantu. Sedangkan, restrain merupakan upaya mengendalikan hewan menggunakan alat bantu secara fisik maupun kimia. Unggas merupakan salah satu hewan yang berada di kelas aves. Unggas termasuk hewan berdarah panas, tidak memiliki kelenjar bau dan keringat. Reproduksinya secara ovipar dengan begitu masa kehidupannya dimulai saat masih berwujud telur. Unggas memiliki berbagai perilaku baik normal maupun abnormal. Dalam upaya mengendalikan tingkah laku tersebut, harus ada upaya handling dan restrain. Adapun alat-alat restrain yang akan membantu dalam proses restrain unggas antara lain tas kiso yang berfungsi untuk membawa unggas, towel untuk menyelimuti tubuh, kurungan serta tali untuk membatasi pergerakan unggas.



Komentar

Postingan Populer