Unggulan

Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) : Penyebab dan Pengendaliannya


 Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix) : Penyebab dan Pengendaliannya

Penyebab penyakit karat daun kopi
Jamur yang menyebabkan penyakit karat daun pada tanaman kopi adalah Hemileia vastatrix pada umumnya adalah parasit obligat, yang hanya dapat hidup jika memarasit jaringan hidup (Semangun, 1990 cit Defitri, 2016).

Gambar 1. Konidia jamur Hemilleia sp.
Pada H. vastatrix ini spora yang memegang peranan penting dalam pembiakan dan pemencarannya adalah urediospora yang dibentuk dalam jumlah yang besar. Urediospora membentuk pembuluh kecambah yang seterusnya membentuk apresorium di depan mulut kulit, dan seterusnya jamur mengadakan penetrasi ke dalam jaringan daun (Semangun, 1990 cit Defitri, 2016).
Gejala Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix)

Gambar 2. Gejala Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix)
Gejala penyakit yaitu pada sisi bawah daun terdapat becak-becak yang semula berwarna kuning muda, kemudian menjadi kuning tua, terbentuk tepung berwarna jingga cerah yang terdiri dari urediospora jamur Hemilea vastarix (Semangun, 1990 cit Defitri, 2016). Menurut Agrios (1999) pada serangan berat pohon tampak kekuningan, daunnya gugur akhirnya pohon menjadi gundul. Jamur membentuk spora dalam jumlah banyak kemudian terjadi penetrasi ke dalam jaringan daun. Infeksi terjadi melalui permukaan bawah daun. Perkecambahan spora memerlukan air. Lama waktu perkecambahan tergantung dari suhu. Pada suhu optimum 21- 15Celcius diperlukan waktu 1-3 jam untuk berkecambah. Faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen yaitu , air berperan dalam penyebaran penyakit, angin berperan dalam penyebaran spora,umur daun menentukan kerentanan terhadap penyakit, dan pohon atau cabang yang berbuah lebat lebih rentan (Defitri, 2016). Pengendalian penyakit meliputi, penggunaan varietas kopi yang tahan, pengendalian secara biologis dengan menggunakan mikrobia yang bersifat berlawanan, yaitu bakteri Bacillus thuringienesis dan jamur Verticilium hemileia, kultur teknis dan menggunakan fungisida (Defitri, 2016).
Penggunaan Varietas Toleran
Varietas tahan merupakan salah satu komponen PHT yang mudah diterapkan, murah, dan tidak mencemari lingkungan. Jenis kopi yang toleran (dapat mempertahankan diri dari infeksi H. vastatrix) dan dianjurkan penggunaannya dalam pengendalian penyakit karat daun tanaman kopi.  Dari jenis kopi yang ada, golongan robusta lebih tahan daripada arabika. Pengendalian penyakit karat daun menggunakan varietas toleran untuk jangka lama sering tidak berhasil karena H. vastatrix memiliki daya adaptasi yang tinggi dan cepat membentuk ras baru yang dapat mematahkan H. vastatrix gen ketahanan tanaman kopi, sehingga jenis kopi yang sebelumnya toleran menjadi rentan. Ras baru bisa terbentuk antara lain apabila jenis kopi tahan/toleran ditanam terusmenerus dalam hamparan yang luas (Mahfud, 2012.)
Pengendalian secara Biologis
Pengendalian secara biologis adalah cara pengendalian penyakit dengan menggunakan musuh alami. Jamur Verticillium dikenal hiperparasit (jamur parasit yang dapat memarasit jamur parasit lain) pada penyakit karat daun kopi. Berbagai spesies Verticillium yang diketahui hiperparasit pada H. vastatrix adalah V. psalliotae dan V. lecanii (V. hemileiae). Uredospora H. vastatrix yang terparasit pertumbuhannya terganggu dan mati, ditandai oleh pertumbuhan jamur Verticillium berwarna putih pada permukaan gejala karat daun (Mahfud et al. 2004 cit Mahfud 2012.).
Pengendalian secara Kultur Teknis
            Rekomendasi kultur teknis dalam usaha tani kopi telah disusun oleh Puslit Koka, yaitu menyiang gulma 2-3 kali, memupuk dua kali setahun (awal dan akhir musim hujan) dengan pupuk kandang dan NPK yang dosisnya disesuaikan dengan umur tanaman, memangkas tanaman (pangkas lepas panen, pangkas tunas/cabang tidak produktif, dan menghilangkan tunas-tunas air), serta mengatur intensitas naungan. Praktik kultur teknis yang benar dapat menurunkan kerusakan tanaman kopi oleh penyakit karat daun 50 hingga 64% dan meningkatkan produksi 80% (Mahfud et al. 2002b, cit Mahfud, 2012.).
Pengendalian dengan Fungisida
            Hingga tahun 2005, terdapat 11 jenis bahan aktif fungisida yang direkomendasikan untuk mengendalikan penyakit karat daun kopi di Indonesia, yaitu siprokanazol, heksakanazol, triadimefon, triadimenol, benomil, tembaga oksiklorida, mankozeb, tembaga hidroksida, tembaga oksida, dinikonazol, dan propikonazol (Komisi Pestisida 2005). Apabila diikuti dengan praktik kultur teknis yang benar, aplikasi fungisida dapat menurunkan tingkat kerusakan tanaman oleh penyakit karat daun sampai 64,9% (Mahfud et al. 2002). Sebaliknya, tanpa diikuti praktik kultur teknis yang benar, aplikasi fungisida hanya menurunkan tingkat kerusakan tanaman oleh penyakit karat daun 20% (Arneson 2003). Pengendalian menggunakan fungisida kurang disukai oleh petani karena selain memerlukan biaya cukup tinggi, juga meninggalkan residu yang berbahaya bagi konsumen (Budiman et al. 2004). Di samping itu, penggunaan fungisida sering menimbulkan pengaruh negatif, yaitu: (1) meningkatkan ketahanan patogen terhadap fungisida; (2) mengkontaminasi tanaman; (3) mendorong timbulnya penyakit baru; dan (4) menyebabkan terbunuhnya musuh alami (Mahfud, 2012)

SUMBER
Defitri, Y. 2016. Pengamatan beberapa penyakit yang menyerang tanaman kopi (Coffea sp) di Desa Mekar jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Media Pertanian. 1(2):78 – 84.

 Mahfud, M.C. 2012. Teknologi dan strategi pengendalian penyakit karat daun untuk meningkatkan produksi kopi nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian .5(1): 44-57.

 #KaratDaunKopi #Hemileia vastatrix

Komentar

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer